Kamis, 26 April 2012

Pandangan Islam Tentang Kehidupan Suami Istri

Pandangan Islam Tentang Kehidupan Suami Istri

tidak ada yang bisa dilihat lebih indah oleh orang-orang yang saling mencintai seperti halnya pernikahan

Demikian Nabi Muhammad saw bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oelh Thawus dari Ibnu Abbas r.a. pernikahan merupakan kata yang sacral dalam kehidupan. Tatkala mendengarnya akan terbayang suatu kondisi rumah tangga keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Pernikahan yang berintikan ibadah, tentu diharapkan tidak hanya berlaku dalam hitungan hari atau bulan, tetapi berlangsung tahunan hingga maut menjemput. Namun, dalam perjalanan yang dilaluinya penuh dengan masalah yang harus dihadapi bersama. Mulai dari persoalan intern hingga ekstern. Bila semua itu bisa dihadapi, kesetian akan melekat, hidup di rumah serta bermasyarakat terus berjalan.

Sepasang suami istri harusnya menjadi partner yang nantinya bisa menyelesaikan masalah, bukannya malah menambah masalah. Perlu ada komunikasi dan pengertian satu sama lain. Mungkin keharmonisan dalam keluarga akan tercipta jika masing-masing pihak memerhatikan berbagai bagiannya sehingga bisa saling melengkapi kekurangan satu sama lain.
Untuk menciptakan keluarga yang harmonis setidaknya harus mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut: pertama, prinsip “Mawaddah wa Rahmah”. Mawaddah secara bahasa berarti cinta kasih sedangkan rahmah berarti kasih saying. Kedua istilah itu menggambarkan batin manusia yang sangat luhur, terbentuk dari suasana hati yang penuh keikhlasan dan kerelaan berkorban demi kebahagiaan bersama. Sejak akad nikah suami istri harus dipertautan oelh parasaan mawaddah wa rahmah sehingga ikatan yang dijalinpun tidak mudah goyah dalam menghadapi samudra kehidupan rumah tangga yang penuh dengan gejolak.
Mawaddah wa rahmah merupakan fitrah yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya sehingga keduanya dapat menikmati rumah tangga sakinah.
وَمِنْ ءايَـٰتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجاً لِّتَسْكُنُوۤاْ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِى ذَلِكَ لأَيَـٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS ar-Rum : 21)
Prinsip mawaddah wa rahmah ini artinya suami-istri hendaknya senantiasa saling mencintai, saling menyayangi dan saling mengasihi. Semua sikap dan perilaku suami-istri dalam kehidupan bersama semata-mata bermuara pada rasa kasih saying dan cinta yang tulus.
Kedua, prinsip Mu’asyarah bil ma’ruf, artinya suami memperlakukan atau menggauli istrinya dengan penuh kelembutan dan kesopanan, jauh dari segala bentuk kekerasaan dan kebiadaban. Sebaliknya istripun demikian sama-sama menjaga akhlak dalam hidup berumah tangga. Nabi Muhammad saw bersabda :
إتق الله فى النساء فإنكم اخذتموهن بامانة الله واستحللتم فروجهن بكلمة الله
bertakwalah kalian kepada Allah swt. Berkaitan dengan urusan perempuan, kalian telah mengambil mereka sebagai amanat Allah dan kalian juga telah memperoleh kehalalan atas kehormatan mereka dengan kalimat Allah” (HR Bukhori)
Prinsip ini lebih menekankan pada hubungan biologis antara suami istri, realitas dimasyarakat menunjukan bahwa yang lebih banyak menikmati hubungan seks adalah suami, sedangkan istri hanya melayani. Alasannya beragam, diantaranya karena hal itu dianggap tabu dan tidak pantas dibicarakan atau karena takut suaminya marah atau juga karena merupakan takdir dan kodrat seorang istri.
Prinsip Mu’asyarah bil ma’ruf adalah prinsip saling menghargai dan menghormati tanpa melihat kepada asal-usul, status maupun posisi keduanya. Boleh jadi suami memiliki drajat, status dan posisi yang lebih tinggi dari istrinya atau sebaliknya akan tetapi sebaiknya dalam hidup berumah tangga semua bentuk perbedaan tersebut diabaikan atau tidak dimunculkan, suami dan istri harus mampu menahan emosi sehingga yang muncul adalah sikap yang santun dan saling menghormati.
Ketiga, prinsip saling melengkapi dan melindungi, prinsip ini didasarkan pada firman Allah yang berbunyi :
هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ
Mereka (istri-istri) itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka” (QS al-Baqorah : 187)
Ayat tersebut mengisyaratkan perlunya suami istri saling membantu dan saling melengkapi satu sama lain. Tidak ada manusia yang sempurna dan sebaliknya tidak ada pula yang serba tidak sempurna, maka antara suami istri pasti saling membutuhkan. Masing-masing harus berfungsi untuk memenuhi dan menutupi kebutuhan pasangannya ibarat pakaian yang menutupi tubuh.
Keempat, prinsip Musyawarah, prinsip ini didasarkan pada firman Allah :
وَأْتَمِرُواْ بَيْنَكُمْ بِمَعْرُوفٍ
musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu), dengan cara yang baik” (QS at-Talaq : 6)
Atas dasar prinsip ini suami istri tidak mengambil keputusan secara sepihak khususnya menyangkut kehidupan keluarga, melainkan selalu dirundingkan atau dimusyawarahkan bersama. Berdasarkan keempat prinsip diatas bila dipegang oleh setiap keluarga maka akan tercipta keluarga yang sejuk aman dan damai “bayti jannati”, yaitu menjadikan rumah kita seindah dan senyaman surga. Amin
 
A.      Pembagian Tugas Suami Dan Istri
1.       Tugas suami
Islam telah menetapkan syariat tentang hak-hak seorang istri yang harus dipenuhi oleh suaminya, hak-hak yang harus dipenuhi tersebut menjadi tugas bagi suami sebagai kepala rumah tangga. Tidak terpenuhinya hak-hak tersebut akan menyebabkan kehidupan keluarga yang kurang harmonis, diantara tugas suami terbeut diantaranya adalah :
·                     Membantu istri dalam mempelajari agama dan taat kepada Allah
Diantara hal-hal yang menjadi tuagas suami adalah membimbing istrinya untuk beribadah kepada Allah, membimbingnya untuk mempelajari ilmu agama serta selalu menasehatinya dengan penuh hikmah dan tutur kata yang lembut. Seorang suami tentu mendambakan  istri yang sholehah yang senantiasa mendekatkan dirinya pada Allah. Rasulullah saw bersabda :
الدنيا متاع وخير متاعها المرأة الصالحة
dunia adalah perhiasan dan sebaik-baiknya perhiasaa adalah istri yang sholehah
·  Menggauli istri dengan baik
Seorang suami wajib menggauli istrinya dengan baik, sebagaimana firman Allah swt :
.... وَعَاشِرُوهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ…..
“…dan bergaulah dengan mereka (istri-istri) dengan cara yang baik…(QS an-nisa : 19)
Keharmonisan, keindahan dan kasih sayang tidak akan tercapai bila hubungan baik antara suami istri belum terwujud dengan baik. Ada sebuah ungkapan “istri akan membahagiakanmu sesuai kadar kebahagian yang engkau berikan kepadanya dan kebaikan yang engkau petik sesuai dengan kebaikan yang engkau tanam
·  Memberi nafkah secukupnya
Islam telah menentukan tugas bagi seorang suami untuk menafkahi istri dan anak-anaknya. Firman Allah :
وَٱلْوَٰلِدَٰتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَـٰدَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ ٱلرَّضَاعَةَ وَعلَى ٱلْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf” (QS al-Baqorah : 233)
Rasulullah juga menetapkan hal tersebut :
wajib bagi kamu untuk member nafkah dan sandang dengan baik untuk istrimu”(HR Bukhori)
sungguh, tidak ada nafkah yang kamu berikan dengan maksud mendapat ridho Allah, kecuali kamu akan mendapat pahalanya, termasuk juga makanan yang kamu berikan kemulut istrimu” (HR Bukhari dan Muslim)
Diantara aturan yang harus diperhatikan adalah member nafkah secukupnya dan tidak berlebih-lebihan sehingga melewati batas kemampuan.
·  Menjaga kehormatan dan perasaan istri
Kewajiban yang harus selalu diperhatikan oleh seorang suami dalam berumah tangga adalah menjaga kemuliaan istrinya dari hal-hal yang menyebabkan kehormatannya dihina dan merendahkan martabatnya sebagai seorang hamba Allah, suami harus bisa menjaga perasaan istrinya dengan menjauhi segala sesuatu yang bisa mrlukai perasaannya. Rasulullah pernah ditanya oelh seorang sahabat, “Apakah hak istri kita yang wajib kita penuhi ? “Rasulullah menjawab “kamu memberi makan kepadanya apabila kamu makan, kamu memberi pakaian kepadanya apabila kamu berpakaian. Jangan kamu pukul wajahnya! Jangan kamu cela! Dan jangan kamu pisah ranjang (hajr) kecuali di dalam rumah” (HR Ahmad, Abu Dawud dan Nasa’i)
Untuk menjaga perasaan istri, suami harus bisa menjadi pelipur lara bagi sang istri, diantaranya dengan bercanda dan bersendagurau. Rasulullah acapkali bersendagurau dengan istri-istrinya, bahkan adakalanya memaksakan diri untuk mengikuti mereka dalam perbuatan dan perilaku, sehingga pernah diriwayatkan bahwa beliau pernah berlomba lari dengan Aisyah, sekali beliau pernah dikalahkan, namun pada kesempatan lain beliaulah yang menang. Dan beliau berkata : “Kemenangan ini sebagai ganti kekalahanku diwaktu lalu” (HR Abu Daud dan Nasa’i)
·  Membantu istri dalam menjalankan tanggung jawab rumah tangganya
Kewajiban suami tidak hanya saja diluar rumah bekerja dan mencari nafkah tetapi diantara kewajiban yang harus dipenuhi diantaranya membantu pekerjaan rumah tangga istrinya, suami membantu pekerjaan rumah istri sah-sah saja selama suami ikhlas dan ridho untuk membantu istrinya.
Aisyah pernah ditanya “Apa yang dilakukan Rasulullah di rumah?” ia menjawab “beliau membantu pekerjaan rumah tangganya” (HR Bukhari)
Aisyah juga pernah bercerita “Rasulullah saw memperbaiki sandal dan menjahit bajunya sendiri, beliau juga bekerja dirumah sebagaimana kalian bekerja dirumah masing-masing” (HR Ahmad) tindakan suami seperti ini akan memperkuat iakatan dan rasa kasih saying diantara suami dan istri.
Apabila suami melaksanakan tugas-tugasnya yang menjadi tanggung jawabnya ini, kebaikan dan keberkahan akan hadir ditengah-tengah keluarga, hubungan keluarga akan semakin hangat dan akrab. Untuk menuju kesempurnaan kehidupan berumah tangga maka sikap positif suami tersebut harus diimbangi oleh sikap-sikap positif dari istri.

2.       Tugas istri
Sebagaimana islam memberikan kewajiban atau tugas-tugasnya kepada suami, islam juga memberikan beberapa kewajiban atau tugas bagi istri diantaranya adalah :
·  Ketaatan istri terhadap suami
Seorang istri harus taat kepada suaminya, selagi tidak diperintahkan dalam kemaksiatan. Hal itu karena kepemimpinan suami yang telah ditetapkan oleh Allah sebagaimana pemimpin bagi kaum wanita. Begitu juga sabda Rasulullah saw
أيما امراة ماتت وزوجها راض عنها دخلت الجنة
Apabila seorang istri meninggal dan suaminya rela terhadapnya maka ia akan masuk surga” (HR Tirmidzi)
·  Menjaga kehormatan
Seorang istri tidak boleh mengijinkan laki-laki lain masik ke dalam rumah, kecuali setelah mendapat ijin dari suaminya. Rasulullah saw bersabda :
فاما حقكم على النساء، فلايوطئن فروشكم من تكرهون، ولاياذن فى بيوتكم لمن تكرهن
Adapun hak kalian yang menjadi kewajiban istri-istri kalian adalah tidak dipersilahkan orang yang kamu benci untuk tidur diranjang kalian dan tidak mempersilahkan orang yang kamu benci untuk masuk ke rumah kalian” (HR Tirmidzi)
·  Menjaga harta suami
Istri mempunyai tanggung jawab menjaga harta suaminya. Ia tidak boleh menggunakan atau membelanjakannya kecuali setelah mendapatkan ijin dari sang suami. Rasulullah saw bersabda:
وإذا غاب عنها حفظته فى نفسها وماله
Apabila sang suami sedang pergi maka ia (istri) bertanggung jawab untuk menjaga dirinya sendiri dan harta suaminya” (HR Ahmad dan Nasa’i)
Diantara aturan menjaga harta suami adalah istri tidak boleh berlebih-lebihan dalam membelanjakan harta tersebut.

·  Berhias untuk suami
Istri sebagai seorang pendamping suami harus selalu menarik perhatian suami dengan selalu berhias dan bersolek dihadapan suaminya, sehingga ketika suami memandang sang istri akan enak dipandang dan menyenangkan hati suami.
·  Menata rumah tangga
Diantara tanggung jawab seorang istri adalah mengatur urusan dalam rumah tangga. Hal ini berdasarkan sabda Nabi saw ketika beliau menikahkan Fatimah putrinya dengan Ali bin Abi Thalib. Beliau berkata kepada Ali : “kamu bertanggung jawab terhadap urusan-urusan diliuar rumah, sedangkan kamu Fatimah bertanggung jawab terhadap urusan-urusan didalam rumah
·  Melahirkan dan merawat anak
Melahirkan merupakan kodrat wanita yang selalu diharapkan dalam hidupnya, dalam sebuah rumah tangga meneruskan keturunan adalah salah satu tujuan dari pernikahan, seorang istri melahirkan seta merawatnya merupakan suatu tugas yang mulia.

B.      Komunikasi suami istri
Ada banyak factor yang menjadikan sebuah keluarga dapat mencapai bahagia, harmonis dan langgeng. Diantaranya adalah landasan agama yang kokoh, kesamaan latar belakang, kesetaraan, kepercayaan, saling pengertian, cinta dan komunikasi yang berjalan baik. Dari sekian factor ini, komunikasi menjadi faktor yang kurang diperhatikan oelg pasangan suami istri. Mereka sudah satu agama, setara, sama, cocok dan percaya seolah-olah semua urusan rumah tangga mereka akan beres. Padahal, banyak pasangan gagal meneruskan bahtera rumah tangga mereka karena kurang peduli dengan komunikasi. Sesungguhnya komunikasi meghiasi semua kehidupan manusia. Komunikasi adalah kebutuhan dalam kehidupan keluarga, komunikasi dapat menjadikan hubungan pasangan suami istri bertambah harmonis. Inilah komunikasi yang menjadikan sebagai seni untuk mempengaruhi orang lain, termasuk seni untuk membahagiakan pasangan. Komunikasi yang tisak diolah dengan baik bahkan dapat memunculkan kesalahpahaman.

1.       Komunikasi kunci keharmonisan
Salah satu kunci keharmonisan rumah tangga islam adalah komunikasi dan dialog yang intensif dan sehat antara suami istri. Pada saat ini tidak jarang terjadi adanya sumbatan komunikasi diantara pasangan suami istri. Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hal itu, misalnya kesibukan kerja, terlampau letih dan lain-lain. Bahkan karena begitu sibuk dan letihnya, ada pasanangan bertatap muka pun tidak sempat. Sebagai akibatnya, tentu saja mereka tidak memiliki kesempatn untuk melakukan komunikasi satu dengan lainnya.
Komunikasi yang hambar biasanya mengakibatkan ubungan kemesraan menjadi berkurang. Bahkan tidak jarang menimbulkan ketegangan dan terjadilah perselisihan, akibatnya suami istri akan mengalami penderitaan. Diperlukan pengertian yang mendalam dari kedua pasangan agar komunikasi dapat berjalan secara berkesinambungan.

2.       Teknik memahami komunikasi pasangan
·  Kenalilah lebih dulu pasangan hidup kita. Hal ini sangat penting, agar tumbuh suatu ikatan hati yang sinergis. Apa yang anda inginkan dari pasangan anda? Bagaimana perasaan anda terhadap anda? Apa yang diinginkan pasangan anda terhadap anda?
·  Sampaikan segala sesuatunya secara terbuka, jangan ada lagi yang disembunyikan. Karena suami istri dalam pandangan Allah adalah pasangan manusia yang diberi amanah kehidupan dan kelak akan diminta pertanggungjawabnnya diakhirat.
·  Berusaha untuk tidak mengeluarkan kata-kata yang menyinggung apalagi menyakiti pasangan. Menyakiti pasangan sama dengan anda menyakiti diri sendiri.
·  Berkomunikasi lebih banyak dikendalikan oleh suasana emosi. Oleh karena itu perhatikan baik-baik bagaimana emosi anda dan pasangan ketika hendak berkomunikasi.

3.       Hal-hal yang dapat membuka dan melancarkan komunikasi suami istri
·  Menyamakan pandangan
Komunikasi merupakan modal awal perkawinan yang akan berimbas hubungan suami istri. Dengan jalan komunikasi suami istri bisa tahu kebutuhan, kemauan serta keinginan pasangannya, untuk itu suami istri harus bisa menyamakan pandangannya. Bagaimana mungkin komunikasi bisa baik, kalau pandanagan sudah berbeda, beda dalam menentukan yang baik dan yang buruk, terutama yang menyangkut prinsip masing-masing pasangan. Oleh karena itu mrnyamakan visi da misi adalah hal yang sangat penting dan harus dilakukan sebelum pernikahan atau paling tidak sejak awal pernikahan.
·  Memahami latar belakang dan karakter pasangan
Menurut Evi Elviati, Psi. karakter  adalah hal dasar yang sudah ada pada diri seseorang sejak lahir.  Namun, dengan jenis apapun karakter seseorang tetap mamapu berkomunikasi, karena komunikasi merupakan keterampilan. Latihan terus menerus akan menjadikan orang terampil berkomunikasi. Untuk latihan ini, pihak lain dalam hal ini suami istri dapat saling memberikan bantuan. Misalnya, bila suami Nampak susah komunikasi karena karakternya yang sangat pendiam, maka istri dapat membantu suami mengungkapkan isi hatinya. Dalam hal perbedaan latar belakang, misalnya budaya diperlukan kebesaran hati masing-masing untuk menerimanya. Kalaupun kemudian mengganggu komunikasi, misalnya yang satu tidak biasa berbicara pelan, sedangkan yang lainnya tidak biasa bicara keras-keras, perlu dilakukan pembiasaan atau penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan kedua belah pihak. Keduanya harus bisa salaing menyesuaikan tidak bisa sekadar memaksakan kehendak.
·  Meluruskan persepsi
Kesalahan persepsi seringkali menjadi hambatan dalam berkomunikasi. Ketika suami pulang larut malam, istri langsung saja marah tanpa mendengarkan alas an suami. Apapun yang dikatakan oleh suaminya dianggapnya bohong. Padahal suami mengatakan alas an benar dan tidak dibuat-buat. Begitu pun sikap suami yang terlalu  merendahkan istri, karena punya persepsi memang begitulah kedudukan istri. Persepsi ini perlu diluruskan karena Islam meninggikan derajat kaum ibu. Maka suami dan istri perlu meluruskan persepsi yang islami.
·  Membangun empati
Menempatkan diri pada tempat orang lain, cukup efektif untuk menjadikan kita mengerti perasaan dan pikiran orang lain. Dengan mempertimbangkan perkataan yang mungkin sensitive dan akan menyinggung perasaannya. Selain memperhitungkan situasi dan kondisi yang tepat. Mungkin boleh dibilang kurang berempati bila seorang istri mengajak suami berdiskusi panjang lebar, sementara suami baru saja pulang kerja dan terlihat  sangat lelah. Saat kita mengerti perasaan dan pikiran pasangan, maka bahasa yang kita ucapkan pun akan lebih mengena bagi dirinya. Komunikasi tentu akan jauh lebih efektif.

C.      Peranan Suami Istri dalam Keluarga
Suami dan istri dalam hidup berumah tangga harus mampu berperan, suami memberikan peranannya kepada istri begitu pula istri sebaliknya. Suami jangan segan membantu istri. Sudah sewajarnya manusia diciptakan saling membantu, apalagi terhadap pendampingnya sebagai wujud pengabdian. Dalam memberikan bantuan tidak perlu saat diminta, tetapi dengan kesadaran sendiri untuk membantunya.
Bantuan kecil pun sebetulnya mampu menopang keutuhan rumah tangga karena dengan bantuan itu tampak perhatian pasangan satu terhadap lainnya. Pernah suatu ketika, Rasulullah menjahit pakaiannya yang robek, dan beliau melakukannya sendiri. Pada saat Rasul menjahit, Aisyah melihatnya dengan menangis berkata, “Ya Rasul, ini adalah pekerjaanku, mengapa engkau melakukannya.” Rasulullah menunjukkan, meski itu tugas istri, namun dengan kesadarannya ia tak segan membantunya.
Disamping itu suami dan istri hendaknya menjalankan  aktivitas sesuai dengan haknya, dengan menjaga norma dan apa yang diajarkan agama. Definisi cinta di sini adalah memberikan yang terbaik tanpa banyak menuntut. Menunaikan dan menyadari haknya masing-masing, membuat suami maupun istri dapat tenang menjalankan aktivitasnya. Mematangkan bersama dalam beraktivitas. Tugas sebagai suami adalah mencari nafkah untuk keluarga. Namun tidak menutup kemungkinan sang istri pun sama bila ekonomi keluarga belum tercukupi, walaupun bukan sebagai target utamanya. Dalam menjalankan berbagai aktivitas, terutama untuk kehidupan keluarga harus dipersiapkan dengan matang. Jadi aktivitas yang dilakukan (suami berkarier) selalu didukung istri sebagai penunjang keberhasilan.
Ketika suami atau istri berbuat suatu kesalahan maka suami atau istri mengoreksinya dengan kasih sayang. Kiranya perlu evaluasi agar apa yang dikerjakan keluarga lebih terarah. Sebagai pendamping, hendaknya masing-masing pihak tidak perlu segan meluruskan bila dipandang adanya hal yang salah. Dalam hal ini, peringatan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan bahasa yang baik sehingga balasannya akan merasa senang. Jika diantara suami istri saling mengoreksi, aktivitas akan lebih baik dan bermanfaat.
 

KESIMPULAN

Nikah merupakan ibadah yang disunatkan oleh Rasulullah saw. Dalam pernikahan diatur segala sesuatu yang harus dilaksanakan oleh suami dan istri. Pernikahan yang sakinah, mawaddah dan warahmah adalah pernikahan yang didambakan oleh setiap pasangan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut pasangan suami istri harus bisa melaksanakan kewajiban-kewajiban yang telah ditentukan dalam islam. Tugas atau kewajiban tersebut merupakan persyaratan untuk menuju kehidupan keluarga yang harmonis dan mesra. Suami mampu memenuhi kewajibannya sebagai kepala rumah tangga, begitupun istri melaksanakan tugasnya dengan penuh keikhlasan dan kerelaan sebagai bentuk ketaatannya kepada suami.
Dalam setiap bahtera rumah tangga tentu akan selalu timbul konflik-konflik kecil atau bahkan bisa menjadi boomerang yang akan menghancurkan bahtera rumah tangga, untu itu dalam menjaganya antara suami istri harus mampu menjadikan komunikasi sebagai pilar yang kokoh dalam mempertahankan kehidupan rumah tangga. Segala sesuatu pasti aka nada jalan keluarnya bila suami dan istri mengkomunikasikan masalah yang datang, disamping itu dalam hidup berumah tangga suami dan istri aktif berperan sesuai dengan perannya sebagai suami dan istri.
Pernikahan yang bertujuan untuk ibadah dan mencapai ridho Allah akan selalu ada kedamaian di dalamnya, ketentraman, saling melengkapi, memahami serta bersama-sama menjadikan rumah sebagai surge yang indah. Allahu ‘alam bishshawab.













DAFTAR PUSTAKA
Al Ghazali. 1998. Menyingkap Hakikat Perkawinan. Karisma
Basyarahil, Abdul Ajiz Salim. 1994. Tuntutan Pernikahan dan Perkawinan. Gema Insani Press.
Fauzil Adhim, Muhammad. 2003. Agar Cinta Bersemi Indah. Jakarta: Gema Insani.
Syahatah, Husein. 2002. Menjadi Kepala Rumah Tangga yang Sukses. Gema Insani.
Thalib, Muhammad. 2002. 25 Ciri Keluarga Sakinah penuh Berkah. Irsyad Baitus Salam.
www.ummigroup.com

2 komentar:

ezahernia mengatakan...

terimakasih ya informasinya salam kenal
Toko Celana Hernia +6281330099399
Toko Celana Hernia

Celana Hernia

Celana Hernia Bayi

Celana Hernia Anak

Celana Hernia Wanita

Celana Hernia Magnetik

Agen Celana Hernia

Jual Celana Hernia

AgaricPro3 mengatakan...

Sharing Jika anda menderita penyakit Hernia Pada Anak yang terdapat benjolan di sekitar pusar atau di bagian yang lain segera atasi dengan Herbal AgaricPro Celana Hernia Pada Bayi Sangat Nyaman

Solusi Terbaik Atasi Hernia Pada Anak Tanpa Operasi

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates